Kenali Profil Risiko

untuk Investasi

Head of Product, Research, and Consulting Services PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya mengatakan pihaknya turut memerhatikan geliat investasi di masyarakat kian meningkat, di mana lebih dari 75 persen investor di pasar modal Indonesia berada pada usia muda atau produktif. Data itu membuktikan bahwa banyak nasabah yang secara finansial siap berinvestasi. ''Masyarakat membutuhkan sarana dan pendampingan yang tepat untuk menemukan investasi menguntungkan dan terpercaya melalui sebuah aplikasi digital,” kata Edbert.

 

Edbert mengatakan reksa dana merupakan produk paling lengkap kebutuhan investasi. Semua instrumen pasar modal itu bisa dimiliki dengan membeli satu produk saja. Dana investor akan dikelola manajer investasi dan diinvestasikan ke pasar aset. Jenis reksa dana ada banyak, misalnya reksa dana saham dengan risiko tinggi (untuk profil risiko agresif), reksa dana campuran dengan risiko sedang (untuk profil risiko moderat), reksa dana pendapatan tetap dengan risiko rendah hingga sedang (untuk profil risiko konservatif), dan reksa dana pasar uang dengan risiko rendah (untuk profil risiko sangat konservatif).

 

Melihat jenisnya yang banyak, Edbert tak menampik bahwa banyak masyarakat yang bingung memilih reksa dana. Dia menyarankan, pertama, pilih produk berdasarkan profil risiko. Bagaimana mengetahuinya? Nasabah bisa tanya ke bank dan diri sendiri, misalnya, apakah siap rugi atau kehilangan uang? Setiap orang memiliki profil risiko berbeda-beda. Kalau mau rugi, maka bisa memilih produk dengan risiko tinggi. Jika tak mau rugi, maka bisa mencari produk yang memiliki risiko rendah.

 

Kedua, nasabah dapat melihat juga kinerjanya. Misalnya melihat performa reksa dana satu bulan atau satu tahun terakhir, naik turun atau tetap pergerakannya. Kalau naiknya tinggi dan turunnya  atau risikonya tidak sedalam produk lain, maka itu produk yang bagus.

barbhuiya/unsplash

FREEPIK

Jika turunnya parah, maka itu produk risiko tinggi. Dengan melihat data user, nasabah diharapkan dapat mengambil pertimbangan lebih matang. Ada 65 produk dengan risiko tinggi atau rendah dan kinerja baik atau buruk di aplikasi digibank by DBS. Dari 65 produk itu, Infovesta melakukan scoring reksa dana. “Ini satu penilaian sehingga nasabah yang mau investasi itu bisa cepat membuat penilaian, lambangnya tanda bintang,” ujar Edbert.

 

Keunggulan scoring bisa menjadi filter untuk nasabah agar tidak bingung memilih di antara 65 produk investasi dengan menyesuaikan jumlah bintang dengan risiko. “Yang namanya pasar modal sangat dinamis, untuk itu scoring ini dinamis juga ada update setiap bulan, harapannya investor bisa mengambil keputusan investasi dengan data terbaru,” kata Edbert.

 

Dia menekankan bahwa scoring tinggi belum tentu memiliki imbal hasil atau cuan paling tinggi atau besar. Karena itu, nasabah harus melihat performa naik-turunnya produk dengan begitu investor tidak mudah tergoda imbal hasil tinggi.

Pada 2022, kita lakukan studi bahwa lebih dari 50 persen nasabah kita tak percaya diri melakukan investasi.

Tak sedikit yang merasa pengetahuan investasi mereka masih minim.

Selama pandemi, data menunjukkan masyarakat Indonesia semakin tertarik untuk berinvestasi. Menurut Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal meningkat 3,5 kali jika dibandingkan dengan akhir 2019, atau menjadi 8,6 juta pada April 2022. Merespons data itu, Digibank by DBS melakukan riset terhadap 508 responden untuk mengetahui perilaku finansial masyarakat terkait investasi pada 2019.

 

“Kita terus eksplorasi apa kebutuhan mereka yang kita bisa kasih solusi. 2022, kita lakukan studi bahwa lebih dari 50 persen nasahah kita tak percaya diri melakukan investasi. Kenapa? Mereka merasa pengetahuan investasi masih kurang,” kata Head of Customer Experience PT Bank DBS Indonesia Nita Octaviani Aji dalam acara “Digibank by DBS Perkenalkan Kampanye Born Ready: Kita Semua Terlahir Siap Investasi” di Jakarta.

 

Berdasarkan studi, Nita mengatakan produk investasi yang diketahui sebagian besar masyarakat Indonesia berupa logam mulia, deposito, dan properti. Mereka melakukan investasi dengan tujuan mengembangkan kekayaan, memiliki dana cadangan/darurat, dan lain-lain. Responden itu diketahui memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dengan bank. Namun, ketika bingung dengan investasi, mereka mengaku tetap membutuhkan orang yang bisa membantu diskusi dan memberi informasi.

Perekonomian Indonesia di tahun 2022 diprediksi akan membaik seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat dan adanya insentif pemerintah kepada sektor industri seperti pariwisata.

 

Kendati demikian, sikap hati-hati tetap diperlukan agar tetap sehat secara finansial, jangan sampai terlalu konsumtif dan membelanjakan uang yang lebih besar dari pendapatan. Berikut lima kiat agar keuangan tetap sehat.

UNSPLASH

Jurus Keuangan Tetap Sehat

Hindari besar pasak daripada tiang.

Artinya, masyarakat diimbau untuk tidak membelanjakan uang yang lebih besar daripada yang mereka hasilkan atau miliki.

Ketahui cara investasi secara benar.

Untuk mengetahui hal ini, kita dapat memanfaatkan berbagai fitur di aplikasi investasi reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN). Para pemula bisa memanfaatkan fitur secara gratis untuk membantu pengguna mengetahui profil risiko mereka serta menyeimbangkan risiko dengan tujuan keuangan yang ingin mereka capai.

Konsistensi merupakan kunci utama dalam mencapai tujuan keuangan.

Setiap mendapatkan gaji, bisa ditabung secara rutin lewat fitur autodebet yang dialokasikan untuk investasi atau kebutuhan lainnya.

Menabung rutin untuk investasi serupa dengan menerapkan metode Dollar Cost Averaging (DCA), di mana pengguna menginvestasikan jumlah uang yang sama setiap bulan ataupun setiap minggu. Strategi ini akan membantu pengguna disiplin untuk membeli unit yang lebih banyak pada waktu harga turun dan lebih sedikit pada waktu harga naik tanpa harus peduli pada kondisi ekonomi, tanpa peduli harga sedang naik atau turun. Metode ini juga dianjurkan oleh guru investasi seperti Warren Buffett.

Percayakan pada ahlinya.

Sebagai investor pemula yang memiliki pengetahuan terbatas mengenai seluk-beluk investasi, disarankan untuk berinvestasi di instrumen investasi yang dikelola oleh para profesional. Sebagai contoh, investasi reksa dana sangatlah sederhana dan disarankan untuk investor pemula karena dengan berinvestasi reksa dana, artinya uang dipercayakan untuk dikelola oleh manajer investasi yang profesional.

top

Platform berizin dan diawasi.

Terakhir, memastikan bahwa platform yang membantu masyarakat dalam berinvestasi haruslah platform yang sudah berizin dan diawasi oleh regulator di sektor jasa keuangan.